Panjat Tebing

Panjat tebing

panjat tebing

Panjat tebing (bahasa Inggrisrock climbing) merupakan salah satu dari sekian banyak olahraga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45° dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.

Jenis Batuan Tebing

Jenis batuan tebing yang biasa digunakan untuk pemanjatan dalam olahraga panjat tebing adalah sebagai berikut;

• Batu Andesit

• Batu Kapur (Limestone)

• Batu Karang

Peralatan Panjat Tebing

Jumlah setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi oleh jumlah pemanjat, tehnik pemanjatan maupun medan pemanjatan. Macam peralatan akan dipengaruhi oleh kesiapan pemanjat, baik kemampuan maupun antisipasinya.

Berikut beberapa peralatan dasar yang digunakan untuk memanjat tebing:

• Helm, pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helm pada umumnya yaitu untuk melindungi kepala dari benturan. Helm digunakan untuk pemanjatan pada tebing alam, selain untuk menhindari benturan kepada pada tebing juga untuk mengurangi risiko jika tertimpa banda jatuh. Untuk pemanjatan artifisial (terutama saat kompetisi) penggunaan helm tidak lazim.

• Kernmantle rope/Tali kernmantle, merupakan peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari kejatuhan dengan jarak ketinggian tertentu. Panjang Kernmantle rope rata-rata adalah 70 meter. Jenis kernmantle untuk pemanjatan terbagi menjadi dua: dinamik dan statik. Tali dinamis biasa digunakan untuk pemanjatan dengan teknik lead (rintisan) karena ketika pemanjat terjatuh akan mempunyai elastitas yang cukup baik sehingga menghindari terjadi cedera dalam (khususnya tulang belakang). Tali statik pun tidak sarankan untuk digunakan mengingat elastitasnya yang sangat rendah yang berbahaya pada energi yang terpaksa harus diterima oleh tubuh jika terbebani saat pemanjat terjadi.

• Climbing Shoes/Sepatu Panjat untuk panjat tebing maupun panjat dinding memiliki kesamaan fungsi, yaitu untuk membantu pemanjat untuk berpijak pada permukaan vertikal, dan melindungi kaki dari tajamnya bebatuan maupun gesekan bebatuan yang kasar.

• Chalk bag/Kantung kapur, merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk magnesium klorida, yang membantu pemanjat mengurangi kelembapan pada telapak tangan ketika melakukan pemanjatan, sehingga dapat membuat pegangan pemanjat tetap stabil.

• Sling, sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.

• Full Body harness, merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada tubuh. Body harness biasa digunakan untuk dunia kerja, rescue dan flying fox. Body harness membantu penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.

• Seat harnes, selain Full Body harness dikenal juga seat harness. Untuk pemanjatan sport dan petualangan (mounteineering) lazim digunakan seat harness, karena simple. Sedangkan full body harness digunakan di dunia industri. Perbedaan full-body dan seat-haness adalah saat pemanjat jatuh full body harness akan mempunyai kemungkinan yang sangat besar pemanjat akan jatuh dengan posisi kaki dibawah, sedangkan seat-harness mempunyai kemungkinan kepala berada dibawah ketika terjatuh. Sehingga untuk dunia kerja yang sangat menghindari risiko, seat harness tidak dibenarkan untuk digunakan.

• Sarung tangan, akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali pengaman.

• Hammer/palu, sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman buatan berupa piton pada panjat tebing, cara membawa hammer akan lebih mudah bagi pemanjat jika tali pada hammer disilangkan pada bahu pemanjat.

• Carabiners, diciptakan untuk menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiners memiliki banyak bentuk dan variasi, umumnya carabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu carabiner non screw gate dan carabiner screw gateCarabiners biasa dihubungkan pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan, carabiner sangat kuat karena sebuah nyawa disandarkan pada carabiner ketika dilakukan suatu pemanjatan dari bahaya jatuhnya pemanjat dari ketinggian.

• Quickdraw/runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocksfriendstricamsbolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.

• Hand ascender, merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan bertumpu pada bantuan tali, secara otomatis hand ascender maupun jenis ascender lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah digeser jika tidak memiiki beban.

• Ascender handle, juga merupakan jenis ascenderAscender handle merupakan pengembangan dari hand ascender dengan fungsi yang dimiliki kurang lebih sama.

• Rigger plate, berfungsi sebagai plat conector dari anchor point ke lintasan, karena dalam beberapa kasus dibutuhkan beberapa lintasan dalam satu anchor point fixRigger plate terdiri dari sebuah plat yang memiliki beberapa lubang, yang dapat di tempati oleh lebih dari 2 pengaman.

• Edge Rollers, Merupakan pelindung tali yang didesign untuk mencegah terjadinya gesekan antara tali dengan sudut bidang, dinding batu, dan sebagainya.

• Padding, berfungsi untuk memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan sudut tebing, dinding,dll. Padding terbuat dari bahan terpal, canvas, matras, karet tebal yang tahan terhadap gesekan.

• Cams/ friends/ spring loaded camming device (SLCD)Friends merupakan salah satu jenis pengaman sisip yang digunakan dalam panjat tebing, anda dapat menarik tuas baja yang membuat bagian ujung friends menyempit dan melepaskannya pada celah yang diinginkan. Friends sangat fleksible, karena dapat digunakan pada berbagai ukuran celah/rongga.

• Pitons, merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing, piton memiliki empat jenis yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades dan Angle.

• Nuts/Chock friends merupakan jenis pengaman sisip yang dimana cara penggunaannya dengan menyelipkan nuts pada sebuah rekahan yang sesuai. Nuts/Chock friends memiliki ukuran yang berbeda-beda untuk itu nuts biasanya tersedia dalam set.

• Hexes/chock hexentris, memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam. Hexes tetap memiliki kekuatan yang baik walaupun agak sulit dalam penggunaannya. Hexes tersedia dalam beberapa ukuran.

• Tricams, merupakan pengaman sisip selanjutnya. walaupun berbeda bentuk, tetapi fungsinya sama dengan nuts dan hexes. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk pemula.

• Figure eight/figur delapan, peralatan ini termasuk salah satu Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai angka 8, ukuran dan bentuknya bermacam-macam, rate strange 3000 kg., menggunakan alat ini menyebabkan puntiran pada tali salah satu kelemahan alat ini ketika digunakan.

• Autostop, berfungsi sebagai desender dan ini di-design untuk pengereman automatis, system kerja pengereman automatis akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan korban dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending dengan tambahan kombinasi ascender.

 

Teknik Panjat Tebing

Tehnik-tehnik pemanjatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan seluruh medan tebing, antara lain:

• Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.

• Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

• Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan panjatan.

Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari fissure climbing, dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;

a. Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas adalah pengaman sisip.

b. Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.

c. Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.

d. Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.

e. Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.

f. Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.

strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan.

 sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Panjat_tebing

video terkait Panjat Tebing












7 comments:

Posting Komentar

Profil

Foto saya
Haloo Teman-teman…�� Perkenalkan aku Vista Versia Putri/X-11(42). Blog ini dibuat untuk tugas Informatika SMAN 2 Kediri dengan tema SPORT yaa.. Enjoy ������

Cari Blog Ini